JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Jelang pencoblosan di bilik suara, dua kubu Capres terlihat semakin memanas. Istilah cebong dan kampret, grafik penggunaannya seperti meroket.
Kondisi ini membuat sebagian kalangan merasa kurang nyaman. Salah satunya guru muda berparas ayu Noorhana Aminuddin.
Dia adalah guru muda di Kabupaten Kotabaru. Ujung tenggara Kalsel.
Baru saja dia membuat postingan di akun sosial medianya.
"Sesungguhnya yang kamu labeli cebong ama kampret itu, boleh jadi adalah kenalan, teman, kerabat, pasangan, gebetan, mantan, calon mertua, bisa siapa saja. Yang kebetulan, berbeda pilihan denganmu," tulisnya.
Postingan Noorhana di sosial media |
Postingannya itu mendapat banyak respons dari warganet. Ditanya mengapa menulis itu oleh netizen, Hana demikian ia akrab disapa, menjawab jengkel dengan istilah-istilah cebong dan kampret.
Sudah menjadi informasi publik, cebong dan kampret adalah ucapan bagi dua kubu pendukung Capres. Seperti istilah Bonek untuk Persebaya dan The Jack untuk Persija.
Syaripuddin, tokoh masyarakat di Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar menilai, kubu-kubuan wajar jelang Pemilu. "Apalagi ini kan cuma dua calon. Warga otomatis langsung terbelah," paparnya.
Tapi di sepakat, bahwa perbedaan tidak perlu membuat pecah. "Silakan beda, tapi ingat kita tetap satu bangsa," imbaunya.
Sementara itu, anggota Polres Kotabaru terlihat giat di lapangan. Salah satunya untuk menciptakan keamanan jelang pemilu.
Belum lama tadi, Kapolres Kotabaru AKBP Suhasto melalui Kasat Binmas Ipda Rosadi meminta masyarakat berhati-hati dalam menerima informasi. Apalagi informasi dari sumber yang belum terpercaya.
"Jangan sampai salah informasi jadi hoax. Dan kita ribut gara-gara itu," ujar Rosadi. (JB)
Baca juga: Polisi yang Sudah Naik Haji Ini Minta Warga Tidak Berpolitik di Masjid
Posting Komentar