JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Guru honorer di Kotabaru sedang resah. Mereka menanti gaji yang tak kunjung turun. Parahnya, kondisi ini sudah bertahan selama tiga bulan.
Yunus salah seorang guru mengatakan, keadaan itu selalu terulang setiap tahun. Kritikan dan kecaman pun dialamatkan kepada pemerintah daerah. "Setiap awal tahun pasti selalu begitu. Gak adakah cara mengatasinya," ucapnya.
Seorang guru yang enggan namanya dikorankan kepada Radar Banjarmasin membenarkan. "Sedih nah. Itu saja yang kami harap," ujarnya.
Dihubungi, Minggu (3/3) sore kemarin, Sekda Said Akhmad mengaku baru tahu. Dia pun berjanji segera akan menanyakan kepada Dinas Pendidikan. "Nanti ditanyakan dulu ke Disdik," kata Sekda.
Habis Magrib, Kepala Dinas Pendidikan Selamat Riyadi memberikan keterangan kepada Radar Banjarmasin. Dia membenarkan, di Maret ini sudah tiga bulan guru honor belum digaji.
Alasannya, dinas masih proses menyelesaikan administrasi. "Masih proses penyelesaian data dan SK nya. Kalau sudah selesai langsung dibayar tiga bulan," akunya.
Kapan dibayar? Selamat mengaku akan diusahakan Maret ini. Dia juga mengungkapkan, jumlah guru honor sebanyak 1397 orang. Satu orang jatah honornya per bulan Rp800 ribu.
Disampaikan soal itu, guru honor yang namanya enggan dikorankan tadi mengeluh. "Kok bisa ya SK dan data memakan waktu dua bulan lebih? Uangnya tidak seberapa, tapi itu yang kami harap," keluhnya.
Beberapa guru lainnya saat ditanya, mengaku terpaksa berutang di warung atau teman dan kerabat mereka. Agar dapur tetap ngebul, dan pagi hari tetap kuat berangkat mengajar anak-anak di sekolah.
Wakil Ketua DPRD Kotabaru M Arif saat dimintai tanggapannya, mengeluarkan nada terkejut. "Kok bisa?," ujarnya.
Disampaikan jawaban kepala dinas, ia pun lantas menanggapi dengan nada tinggi. "Berarti ada manajemen yang tidak beres. Saya baru tahu ini," akunya.
Dia lantas meminta pemerintah secepatnya menyelesaikan masalah itu. "Kalau sehari dua hari masih bisa kita terima. Ini sudah berbulan-bulan. Jangan begitu, tolong jangan," tekannya.
Arif mengatakan, gaji honor di Kotabaru masih rendah. Sehingga jika itu telat dibayar, dampaknya akan sangat besar kepada kehidupan para guru. "Kasihan guru-guru, besok saya langsung ke dinas. Kalau perlu melaporkan juga sama yang lebih tinggi (bupati)," janjinya.
Dia kembali menekankan, tidak masuk akal jika menyelesaikan data adminstrasi harus memakan waktu dua bulan lebih. Disinggung mengenai beberapa anggapan kalau uang kemungkinan dipakai untuk hal lain dulu Arif menampiknya.
"Gaji honor kan sudah ada tupoksinya, jangan digeser-geser," tekannya.
Beberapa pejabat di instansi lain mengaku, tahun 2018 memang tahun berat dari sisi keuangan. Seperti ramai diberitakan, kas daerah di akhir tahun kurang puluhan miliar. Dampaknya banyak kegiatan yang terpaksa diutang, dan dibayar tahun ini.
Beberapa pejabat mengaku, banyak kegiatan di instansi pemerintah daerah yang belum dibayar di tahun 2018. (Sumber: Radar Banjarmasin, Senin 4 Maret)
Posting Komentar