Foto ilustrasi |
JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Parade tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kabupaten Kotabaru menolak siapa pun yang ingin melakukan people power. Untuk menganggu hasil Pemilu 2019.
Para tokoh itu menyatakan sikapnya melalui video. Mulai dari pendiri pesantren, akademisi sampai tokoh adat.
"Saya selaku Ketua Dewan Adat Dayak Kotabaru, pada prinisipnya menolak people power," kata Sugian Noor.
Diru Politeknik Kotabaru, Ibnu Faozi, mengatakan pengerahan kekuatan orang dapat menimbulkan konflik horizontal. Ia pun meminta semua pihak menahan diri.
"Mari sama-sama kita tunggu hasil resmi dari KPU," tekannya.
Sekadar diketahui, beberapa tokoh politik dari kubu Capres 02 sempat menyerukan adanya people power. Jika menurut mereka KPU curang, maka massa besar akan diturunkan ke lapangan.
"Kalau sampai nanti terjadi kecurangan, sifatnya terukur, sistematis dan masif, ada bukti, itu kami enggak akan ke MK (Mahkamah Konstitusi), enggak ada gunanya, tapi kami langsung people power," seru Amien Rais, seperti dilansir dari tirto.
People power dikenal pertama terjadi di Filipina. Tepatnya di tahun 1986. Pada masa ini rakyat melakukan revolusi damai, meminta Presiden Ferdinan Marcos yang sudah berkuasa 20 tahun mundur.
Di Indonesia, people power juga pernah terjadi. Tepatnya di tahun 1998. Saat mahasiswa turun ke jalan bersama masyarakat. (JB)
Berikut video tokoh Kotabaru menolak people power:
Posting Komentar