Gunung itu jatuh berdebam di bagian barat Pulau Laut. Bagian ujung tengahnya rompal. Menurut hikayat, gunung Jambangan dibawa dari antah berantah oleh orang sakti asal Pulau Laut: Datu Pujung.
JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Jika Anda berada di daratan Kalimantan, misalnya di pantai Pagatan. Di Pulau Laut terlihat sebuah gunung tinggi menjulang.
Gunung itu unik. Bagian tengahnya seperti rompal. Sehingga puncak lancip segitiganya ada dua buah.
Gunung Jambangan di Pulau Laut |
Ada yang bilang itu Gunung Bamega. Mengambil dari lagu Paris Barantai: Kotabaru gunungnya bamega.
Tapi nama resminya Gunung Jambangan.
Gunung itu berada di Kecamatan Pulau Laut Tengah. Desa Sunga Pasir. Sekitar 50 kilometer dari pusat kota. Dekat pelabuhan fery Tanjung Serdang.
Masih banyak warga percaya. Di puncak gunung ada pertapa sakti. Namun sulit ditemui. Juga ada percaya, ada siluman harimau penjaga gunung.
Apapun itu, Jambangan masih hijau royo. Seperti tak tersentuh tangan manusia.
Sebagian warga percaya di puncak gunung ada pertapa dan harimau |
Dan siapa sangka, Sabtu (6/7/19) tadi, satu sejarah tercipta. Bocah wanita berusia delapan tahun, Amira Riskaviona Anwar berhasil mendaki Jambangan. Setelah tiga jam mendaki.
Amira merupakan putri Kepala Desa Sungai Pasir, Kaspul Anwar alias Nanang. Dia mendaki Jambangan untuk merayakan Hari Bhayangkara ke 73.
Amira (kiri) bocah delapa tahun berpose di puncak Jambangan |
Parade dewasa hampir tak percaya. Amira mampu sampai puncak. "Jalannya terjal sekali padahal. Masih asri," kata Brpika Tri Jumariono.
Tri adalah aggota Polsek Pulau Laut Tengah. Dia juga pembina Komunitas Baharat. Sebuah komunitas yang gemar melakukan aksi sosial.
Baharat bersama Polsek, Komunitas Pendaki Gunung Saijaan. Juga pemerintah desa, Basarnas, Tagana, manajemen PT ASDP, dan Karang Taruna memutuskan mendaki Jambangan beberapa waktu lalu.
Tri berpose di punggung Jambangan. Jalannya sempit dan terjal |
"Idenya sudah lama. Kenapa mendaki Jambangan, supaya kami bisa lebih dekat dengan alam. Mencintai Pulau Laut dan melestarikan lingkungan," kata Guru SD Salino, Saifullah akrab disapa Ifunk.
Awalnya kata Ifunk mereka lumayan khawatir Amira ikut. "Dia masih kecil. Sedangkan medannya berat. Tapi anaknya semangat sekali. Bapaknya juga mengizinkan," beber Ifunk.
Ayah Amira, Nanang sekadar diketahui. Sangat populer di Pulau Laut Tengah. Dikenal berani dan tegas. Keberanian itu rupanya ia turunkan kepada Amira.
Sekitar pukul 9.30 mereka berangkat. Melewati hamparan padi. Jambangan menjulang hampir tegak lurus posisinya. Curam. Karena itu, tidak ada yang berladang di atas.
"Total semua kami ada 44 orang. Paling tua ada Pak Aminuddin. Usianya 52 tahun," ungkap Tri.
Baru di kaki gunung, sudah terlihat beratnya medan. Jalan menanjak. Setapak sempit. Pepohonan rapat menjulang. Walau hari tinggi, tanah masih basah.
Para pendaki berpose di puncak Jambangan |
Hadir juga anggota Tagana, Vijay yang dikenal sigap dan terlatih di medan bencana.
"Setiap langkah ke atas, butuh energi yang besar. Tapi nyanyian serangga, dan rasa penasaran menaklukkan puncak membuat kami semangat," beber Ifunk.
Bagaimana dengan Amira. Bocah itu ternyata kuat. Di sebelahnya, sang ayah ketat menjaga.
"Jujur saya baru pertama naik ke puncak. Penasaran sekali," kata Ifunk lagi.
Di perjalanan, mereka tidak ada bertemu hal-hal di luar dugaan. Pertapa dan harimau tidak ada. Tapi kerapatan pohon pekat. Cahaya matahari sedikit masuk.
Semakin ke atas semakin dingin. Otot-otot kaki menegang. Amira tetap semangat.
Setelah menguras hampir semua energi, tiba mereka di puncak jambangan yang pertama. Benar-benar perawan ternyata, bahkan laut pun tidak terlihat, karena rapatnya pepohonan.
"Bisa saya bilang, gunung ini hampir gak terjamah manusia. Mungkin karena konturnya menanjak curam," kata Vijay.
Setelah istirahat. Mereka lanjut ke puncak ke dua. Sekitar pukul 12.30 tiba mereka di puncak tertinggi. Sekitar 446 meter di atas permukaan laut.
Huraaa...! Salam lestari...!
"Semua rasa penasaran terbayar. Di puncak ke dua laut bisa agak terlihat," kata Tri.
Keletihan para pendaki terbayar saat sampai ke puncak Jambangan |
Ranting pun dibakar. Mengusir nyamuk. Makanan digelar. Lahap lah mereka. Bersantap siang setelah badan banjir keringat.
Amira menjadi maskot saat itu. Banyak memuji keberaniannya. Berhasilnya Amira menjadi kabar baik, bahwa puncak Jambangan mempunyai potensi wisata yang ramah segala usia.
"Mohon doanya. Nanti akan kita kembangkan jalur ke atas. Semoga bisa jadi salah satu destinasi wisata alam," harap Nanang.
Sebuah tugu ditemukan di puncak tertinggi Jambangan |
Beberapa spot menuju puncak terlihat menawan. Laut dan daratan Kalimantan kontras biru dan hijau. Dari atas juga terlihat menawan Pulau Laut yang dikelilingi air.
Dari puncak, kesannya seperti melihat Borneo dari sudut jendela sebuah kerajaan. Kerajaan Halimunan. (JB)
Posting Komentar