Warga rubung pembagian air gratis dari BKW |
JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Kemarau semakin menyengat, waduk hampir lumpuh. Warga berebut, seperti antre beras ketika truk BKW datang membawa air.
Senin (16/9/19) sore tadi, sebuah truk parkir di tepi jalan raya. Di permukiman padat penduduk, Desa Hilir.
Truk itu dirubung warga. Suara mesin genset terdengar dari bak truk. Seorang pria memegang ujung selang besar. Air memancur deras ke dalam drum yang dijejer warga.
Dari atas bukit, seorang ibu dibantu anaknya membopong drum kosong. Terseok-seok membawa menuruni tangga.
Pembagian air gratis truk milik perusahaan lokal PT BKW itu, seperti pembagian THR jelang lebaran. Warga berebut, berteriak di sana-sini.
Warga di Desa Hilir membawa air dari pembagian gratis PT BKW Group |
Perwakilan PT BKW, Fhenk Thau kepada Jurnal Banua menjelaskan. Program bagi air itu sudah berjalan sebulan lalu. "Perintah langsung dari Bos kami, Tajarian Noor," ujarnya.
Awalnya kata Fhenk, satu buah truk dioperasikan di lapangan. Membawa dua buah tandon besar. Namun sekarang sudah empat truk yang diturunkan.
"Banyak sekali warga yang kekurangan air. Kami pun menurunkan empat armada. Satu truk ada dua orang operatornya," jelasnya.
Air-air itu katanya dibagi ke kantong-kantong prioritas. Seperti pesisir pusat kota padat penduduk. Juga ke tempat-tempat ibadah.
Ditanya berapa biaya per hari? Fhenk mengaku belum menghitungnya. "Kalau estimasi, jutaan per harinya. Masuk upah operator dan biaya operasional."
Seorang bocah menunggu ibunya yang sibuk mengisi air dari truk BKW |
Apakah perusahaan tidak merugi? Masih kata Fhenk, dari dulu BKW selalu komitmen berbagi dengan warga. "Kami diajari oleh Bos Tajerian Noor, semakin banyak berbagi semakin berkah. Rezeki itu berkahnya yang dicari," ujarnya.
Dilansir dari Radar Banjarmasin, jika prediksi BMKG benar, maka krisis air PDAM bisa jadi yang terparah sejak 10 tahun terakhir. Sekarang waduk sudah sekarat, hujan diperkirakan datang di penghujung tahun nanti.
Kepada Radar Banjarmasin, Kepala BMKG Kotabaru, Cucu Kusumayancu, Senin (9/9/19) tadi mengatakan. Dari hasil analisa, hujan diperkirakan baru akan tiba, degan intensitas yang cukup di November.
Sementara itu, Humas PDAM Kotabaru, Syarwani, Jumat (13/9/19) mengungkapkan. Ketinggian waduk andalan di Gunung Ulin tinggal 115 sentimeter. Perkiraan hanya bisa bertahan sekitar 10 hari ke depan.
Solusi sederhana pun dilakukan. Menggerakkan armada truk tangki milik BPBD membagikan air gratis ke masyarakat.
Sementara dua truk tangki PDAM tetap berbisnis. Menjual air satu truk kapasitas 4.000 liter Rp140 ribu. "Ganti biaya operasional saja," kata Syarwani.
Sekarang kata Syarwani, PDAM terus bergerak di lapangan. Mencari sumber-sumber air baku. Juga membuat penampungan air alternatif.
Sementara itu, di lapangan terlihat juga truk milik Bupati Sayed Jafar membagikan air gratis kepada warga. (JB)
Posting Komentar