Matnor Ali |
Matnor mengatakan, memasuki tiga hari perhitungan suara di kecamatan semua proses berjalan lancar, hal ini didapat setelah menggali informasi dari pihak penyelenggara disana.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar, tidak ada permasalahan perbedaan selisih perhitungan suara signifikan,” ujarnya.
Dirinya berharap hingga kesimpulan hasil suara nantinya tidak berbeda jauh dan sesuai dengan yang dikontribusikan dari tps, artinya tidak ada hal-hal berkaitan dengan selisih perhitungan yang signifikan di tingkat kecamatan.
Disisi lain, pada Pilkada tahun ini katanya, permainan politik uang (money politics) di Kota Banjarmasin dapat ditekan dan diminimalisir sehingga suara yang diberikan masyarakat murni berasal dari kesadaran diri masing-masing untuk memberikan hak pilihnya.
Meskipun diakuinya, partisipasi pemilih pada Pilkada tahun ini tidak sampai 70 persen dengan banyaknya masyarakat memilih tidak memberikan hak suaranya (golput).
“Artinya masyarakat yang memberikan hak pilihnya, mereka yang sadar betul untuk menggunakan suara tanpa adanya imbalan apapun,” terangnya.
Mindset ini lanjut Matnor yang harus dijaga dan dikembangkan di tengah-tengah masyarakat Kota Banjarmasin sebagai upaya memerangi politik uang termasuk pada Pemilu 2024 mendatang.
“Meubah mindset ini bukan hal yang mudah, dulu tanpa politik uang mereka semangat ke tps ini yang harus kita kembalikan, masyarakat harus belajar jadi pemilih yang cerdas,” ucap Matnor.
Ia pun mengharapkan, pemimpin terpilih nantinya dapat menjalankan amanah sesuai aspirasi masyarakat terutama dalam pembangunan Kota Banjarmasin.
Senada disampaikan Ketua DPRD Banjarmasin H Harry Wijaya, pihaknya mengaku ikut senang karena pelaksanaan Pilkada 2020 berjalan lancar dan bersih tanpa adanya laporan politik uang (money politics) tersebut.
“Kami mengapresiasi Pilkada tahun ini berjalan lancar, aman dan tertib tanpa adanya politik uang,”ujar Harry Wijaya.
Tidak terjadinya transaksional politik uang di pilkada tahun ini menjadikan hasil suara tersebut murni dari pilihan masyarakat sehingga didapatkan benar-benar pemimpin berkualitas untuk memimpin Kota Banjarmasin.
Hary menyebut, pemilih yang telah memberikan hak suara di tps pada 9 Desember lalu adalah mereka yang bertanggungjawab menggunakan suaranya tanpa adanya imbalan apapun.
“Semoga ini bisa dijaga dan dikembangkan di tengah-tengah masyarakat kita, sehingga partisipasi pemilih dapat meningkat dan politik uang dapat dihilangkan. Bahkan sampai Pemilu 2024 nanti dan seterusnya,” ungkapnya.
Diketahui, angka partisipasi pemilih di Kota Banjarmasin hanya berkisaran 50-65 persen jauh dari harapan yang ditargetkan sebesar 79 persen. Merosotnya angka ini dinilai berkaitan erat dengan suasana pelaksanaan Pilkada yang masih di masa Pandemi dan cuaca yang tidak mendukung.
Meskipun begitu, hal lainnya juga dinilai berkaitan dengan lingkaran politik uang yang tidak terjadi di masyarakat.(Advetorial)
Posting Komentar