Sekda Ambo Sakka memberikan sambutan di RS Marina Permata, Senin (11/1) tadi | Foto: Jurnal Banua |
"Tes ini hal biasa dalam pemerintahan. Jangan dikaitkan dengan politik. Apalagi sampai ke dukun segala," ujarnya, disambut tawa para peserta yang terdiri dari pegawai eselon tiga dan empat.
Jelas Sekda, tes yang akan digelar selama tiga hari itu bertujuan untuk memetakan kompetensi para pegawai. "Supaya jangan lagi ada, yang berada di posisi yang bukan bidangnya," bebernya.
Dia pun menyarankan, semua peserta mengikuti tes dengan maksimal. "Jawab semua pertanyaan dengan jujur. Jangan ada yang disembunyikan," pintanya.
Penjabat yang baru saja dilantik pada Jumat (8/1) tadi menggantikan Rooswandi Salem itu lalu bercerita. Dirinya beberapa hari terakhir ada mendengar isu, bahwa tes diadakan untuk perombakan massal kabinet pemerintahan baru di 2021.
Menurut Sekda, sebagai ASN dasar pemikiran berbau politik begitu sebaiknya dibuang jauh-jauh. "ASN itu tugasnya mengabdi, menjalankan tugas. Bukan berpikir soal politik. Itu kejauhan," bebernya.
Kalaupun nanti ada perubahan jabatan, itu tekannya adalah hal yang lumrah. "Soal biasa. Karena nanti hasil tes tentu akan memetakan kemampuan masing-masing. Jadi profesional, ada parameternya," tambahnya.
Sekda berkisah, selama jadi ASN sudah belasan kali dia dimutasi. Namun itu ucapnya, adalah proses yang lumrah dilalui.
Sekadar diketahui, ada sedikitnya 105 ASN yang dites. Karena masa pandemi, jumlah total itu dibagi dalam tiga grup. Satu grup menjalani tes seharian.
"Ada serangakaian tes nanti. Kami ada enam orang assesor," ujar Manajer Layanan Medik, dr Dwi Kartika Purbaningrum.
Tes itu sebutnya merupakan layanan poli psikologi. Layanan baru yang menjadi program unggulan. "Walau baru tapi tim kami semua sudah mendapat akreditasi," tekannya.
Secara umum kata Dwi, hasil tes nanti ada tiga kategori. Layak atau tidak menjabat, dimutasi, atau tidak layak sama sekali. (shd/jb)
Posting Komentar