Emak-emak di Desa Labuan Mas membuat minyak goreng dari buah kelapa |
Sabtu (16/4) pagi tadi, mereka mengumpulkan kelapa tua. Kemudian memarutnya, dan memerahnya menjadi santan.
Santan raksasa itu kemudian dipanaskan. Jadi deh. Tinggal disaring.
Sejak menjelang bulan Ramadan, emak-emak di sana mengolah kelapa menjadi minyak goreng dengan cara tradisional. Pohon kelapa memang tumbuh subur di sana.
Harga minyak goreng berkemasan, dengan minyak goreng kelapa, jauh beda.
"Lebih untung pakai minyak goreng yang dibikin orang kampung, dari pada beli minyak goreng yang diecer di warung-warung," kata Yana, kepada Jurnal Banua.
Perbedaan harga minyak goreng berkemasan, dengan minyak goreng kelapa buatan warga sendiri mencapai belasan ribu rupiah.
"Minyak goreng berkemasan dua liter seharga Rp50.000, sampai Rp55.000. Sedangkan minyak goreng yang terbuat dari kelapa hanya belasan ribu, tidak mencapai Rp20.000 per liternya," pungkas Yana.
Diana, berharap, minyak goreng yang biasa dipergunakan sebagai bahan tambahan untuk bikin kue lebaran Hari Raya, harganya bisa turun dan mudah didapat.
"Kebiasaan kita di kampung bikin kue persiapan Hari Raya, sementara ada beberapa jenis kue harus menggunakan minyak goreng yang berkemasan. Sekarang ini, meskipun ada uang, namun barangnya tidak ada," tuturnya. (her/shd/jb)
Posting Komentar