Baca Juga:
 |
| M Taufik ketika diarak para pendukungnya |
Duel maksudnya, calon pambakalnya hanya dua orang. M Taufik dan Hamdi. Junior dan senior, dari sisi usia.
Di luar dugaan, Taufik yang masih muda -kelahiran 16 Februari 1986- berhasil memenangkan duel itu. Dia meraih suara signifikan, 443 suara. Sedangkan Hamdi hanya meraih 151 suara.
Dipastikan jadi pembakal baru, para relawannya yang mayoritas anak muda lalu mengaraknya ke jalan.
Taufik ingin meningkatkan perekonomian dan kemajuan SDM.
"Mengingat surat keterangan tidak mampu, tidak bisa lagi digunakan untuk berobat. Maka, kita akan mencoba usulkan program kartu BPJS untuk warga yang belum punya, dan kebutuhan para masyarakat nelayan seperti alat tangkap ikan," kata pria yang akrab disapa Ufik ini kepada Jurnal Banua.
Tidak cuma itu, Ufik juga akan meningkatkan hasil petani, dengan merancang beberapa usulan ke pemerintah daerah buat keperluan para petani.
Diketahui, Sebelum maju jadi kandidat. Ufik, hijrah ke beberapa tempat. Melatih dirinya agar bisa menjadi seorang pemimpin.
Menurutnya, pemimpin itu harus punya rasa tanggung jawab yang tinggi.
"Karena kalau saya diberi garis tangan jadi pambakal, maka harapan seluruh warga Desa Alle-Alle ada di pundak pemimpinnya," tutur Ufik.
Pada akhirnya Ia memegang suatu prinsip, kalau bukan saya, siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi.
Didukung banyak anak muda di lampung, dia akhirnya memutuskan maju di bursa Pilkades, dan menang.
Dari pantauan Jurnal Banua sendiri, salah satu faktor Ufik menang duel Pilkades adalah para pemilih muda. Dia berhasil meraup maksimal suara segmen ini. (her/shd/jb)
Posting Komentar