Komut JARR Jhony Saputra memberikan cendera mata pada Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman |
Sekadar diketahui, JARR merupakan emiten ke 33 yang listing pada 2022, dan ke 799 BEI.
Masa penawaran umum perdana sendiri telah berlangsung dari 29 Juli - 2 Agustus. Perseroan meraih dana segar Rp366,8 miliar, dengan harga per lembar saham Rp300.
"Dana hasil IPO ini, sekitar 21 persen akan digunakan untuk pembayaran sebagian biaya pembangunan Pabrik Kelapa Sawit dan sekitar 79 persen akan digunakan untuk modal kerja," ujar Dirut PT JARR Zafrinal.
Sejauh ini JARR sudah berhasil menjual sekitar 170 ribu kilo liter fame (biodiesel). Dengan transaksi sekitar 2,5 triliun.
Peluang perusahaan yang memilki pabrik kapasitas 1500 TPD itu berpeluang cerah. Pasalnya, pabrik mereka sudah mampu mengolah B40 sampai B50.
Seperti diketahui bersama, dunia termasuk Indonesia tengah gencar mengolah energi terbarukan. Sebagai ganti bahan bakar fosil.
Kelapa sawit merupakan nabati yang paling produktif dibanding komoditas sejenis lainnya. Dalam menghasilkan produk biodiesel.
JARR memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 17.020 Ha dengan izin Hak Guna Usaha (HGU) di Kotabaru dan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Saat ini Perseroan sedang melakukan tahap penyelesaian pembangunan Pabrik Minyak Goreng dengan kapasitas 250 TPD yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2022, dan proses persiapan dan pematangan lahan pembangunan Pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas 60 TPH.
Dalam peresmian pencatatan saham perdana JARR, Komisaris Utama Jhony Saputra memberikan cendera mata kepada Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman. (shd/jb)
Posting Komentar