JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Jika yang lain ramai nanam porang dan sawit, Husyairin justru memilih menanam cabai. Hasilnya, hanya dengan setengah hektare dia berhasil meraup ratusan juta hanya dalam hitungan bulan.
Lahan cabainya terletak di Desa Lontar Timur. Tidak jauh dari Mapolsek Pulau Laut Barat.
Dia menanam cabai rawit kaliber. Sekitar 8 ribu pohon. Dia habis modal Rp70 juta.
Dan sekarang sudah 24 kali panen. Total omzetnya Rp175 juta. Artinya, Husyairin sudah untung Rp100 juta. Hanya dalam empat bulan..!
Bandingkan dengan kelapa sawit, setengah hektare sebulan tidak sampai 5 juta. Jika buah belum besar.
"Kami pilih kaliber karena tahan virus. Produktivitas tinggi. Juga bisa tahan dalam setahun," ujarnya.
Sekarang, per lima hari sekali dia panen. Ada sekitar 20 orang bekerja. Satu orang diberi Rp200 ribu.
Menurutnya, prosepeknya masih luas. Pasalnya, dia saja keteteran memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Sementara Kapolsek Pulau Laut Barat, Ilpda Ramli Azis, menjelaskan bahwa motivasi pengembangan cabai rawit kaliber adalah pemulihan ekonomi petani pasca pandemi Covid 19.
"Kami selalu mendukung langkah positif petani. Selain meningkatkan pendapatan dan menyerap tenaga kerja, juga bisa menurunkan angka kriminalitas," jelas Azis.
Sedangkan GM Multi Sarana Agro Mandiri, Adam Silvanus, meyakini cabai kaliber salah satu tanaman berpotensi yang harus dikembangkan lantaran masih banyak lahan tidur di Pulau Laut Barat.
"Sekarang sudah banyak petani yang mulai membuka lahan, menyemai dan siap tanam. Kami berharap panen nanti bisa sukses, mengingat pasokan cabai masih belum memenuhi permintaan pasar, tutur Adam. (her/shd/jb)
Posting Komentar