Dahulu kawasan Batu Ladung di Pulau Laut dikenal sebagai tempat sarang penyamun | Foto: ilustrasi |
Perempuan itu berinisial SH.
Pada 30 September dia melapor ke Polsek Pulau Laut Tengah. Kalau dirinya dibegal empat pria bersenjata tajam di Gunung Batu Ladung.
SH menceritakan kejadian bermula pada saat dia bersama anaknya mengendarai sepeda motor dari Lontar menuju arah Tanjung Serdang Kotabaru.
Kemudian ketika sampai di turunan Gunung Batu Ladung korban diberhentikan oleh seorang laki-laki tidak dikenal.
Bersamaan dengan itu datang lagi 3 orang laki-laki menggunakan topeng membawa parang dan celurit ke luar dari semak pinggir jalan.
Mengancam dan memaksa korban mengikuti mereka ke pinggir jalan.
Sementara satu orang pria lainnya membekap anak korban, di pinggir jalan.
Karena takut, SH pun mengaku menyerahkan harta miliknya. Uang Rp3,7 juta. Anting-anting emas 1,5 gram. Dan satu hape Vivo. Total kerugian SH sebesar Rp7,5 juta.
Mendengar kisah perempuan tua itu Polsek Pulau Laut Tengah pun melakukan penyelidikan ke lapangan.
Kisah tentang keangkeran Batu Ladung memberikan warna tersendiri. Dulu sekali, Batu Ladung juga dikenal sebagai sarang penyamun.
Konon, di masa lampau para penyamun di Batu Ladung pernah bertemu lawan sepadan. Saat itu, seorang tokoh asal Pulau Laut Kepulauan berkendara dari Kotabaru menuju daerah pesisir dekat Teluk Aru.
Sampai di Batu Ladung, kendaraannya dicegat para penyamun. Meminta harta benda. Menodongkan belati dan parang.
Tokoh itu dengan tenang turun dari kendaraan. Lalu membuka jaket, kemudian membuka baju kaosnya. Tampak di badannya beragam tato mengerikan.
Si tokoh lantas berkata: "silakan pilih mau tusuk yang mana. Habis kalian, baru gantian, aku yang tusuk kalian."
Melihat aura kanuragan dan ketenangan yang luar biasa, para penyamun sontak minta ampun. Mereka melempar senjata tajamnya, dan kembali masuk hutan.
Kembali ke kisah SH. Polisi tidak menemukan jejak perampokan seperti kisah perempuan tua itu.
Lalu diturunkanlah tim khusus Polres Kotabaru. Spesialis penanganan kasus kriminal. Namanya Tim Macan Bamega.
Tidak butuh waktu lama, Macan Bamega pada Senin (21/11/2022) tadi menangkap SH. "Ternyata SH mengarang cerita palsu," ujar Kapolres Kotabaru AKBP M Gafur Aditya Siregar, melalui Kasat Reskrim AKP Abdul Jalil.
Di bawah pemeriksaan Macan Bamega, SH mengakui semuanya. Dia terpaksa mengarang cerita karena uang dan emas pemberian suaminya habis dia jual, untuk bayar utang dan lain sebagainya.
Padahal uang itu diberikan suaminya agar SH membuka usaha. "Eh, malah habis dipakai. Karena takut, dia lalu mengarang cerita," pungkas Jalil. (her/shd/jb)
Posting Komentar