Bambang Hari Widodo saat proses pelantikan di Banjarmasin |
Siapa Kalapas Batulicin yang akrab disapa Bambang itu? Dia adalah pemuda yang bercita-cita membuat narapidana kaya raya.
Sebelum dilantik jadi Kalapas, dia pernah tugas di Lapas Teluk Dalam Banjarmasin. Karena kecakapannya, dia lalu diminta jadi pejabat sementara di Lapas Batulicin, Agustus tadi.
Jurnal Banua berkesempatan berbincang intens dengannya belum lama tadi.
Bambang mengaku prihatin dengan nasib narapidana. Khususnya mereka yang terjerat kasus kriminal umum.
"Mereka ekonomi menengah ke bawah. Yang jadi pikiran saya, tidak jarang, habis ke luar tahanan, gak lama masuk lagi dengan kasus serupa," ujarnya.
Lama dia mempelajari fenomena itu. Satu yang biasa dia simpulkan, pendidikan dan faktor ekonomi menjadi biang keroknya.
"Mereka kembali melakukan kejahatan karena kurangnya pendidikan, mental yang rapuh. Dan faktor ekonomi," jelasnya.
Salah satu pemicu gagalnya pendidikan untuk narapidana karena tingkat setress yang tinggi.
Bisa dibayangkan. Tiap hari bertemu orang yang sama. Terputus hubungan sosial dengan dunia luar. Belum lagi, pengapnya jeruji besi karena over kapasitas.
"Mereka harus ada yang dikerjakan. Dan pekerjaan itu mampu membuat mereka fokus," bebernya.
Sebagai orang baru di Tanah Bumbu, dia masih kurang relasi. Peta Bumi Bersujud belum dikuasai. Itulah kenapa dia mengajak wartawan berbincang.
"Relasi jurnalis itu seabrek-abrek. Yang penting kita berbuat untuk kebaikan," tambahnya.
Dia lalu menuangkan beberapa gagasannya. Di antaranya bisnis las dan kerajinan limbah ulin. Dua usaha dia pikir akan menarik minat napi.
Alasannya simpel. Napi yang masuk mayoritas jenjang pendidikan akademisnya rendah. Kedua, las dan limbah ulin prospeknya bagus.
Las untuk ke perusahaan tambang yang banyak di Tanah Bumbu. Limbah ulin karena bahannya melimpah. Rencananya napi akan dilatih dua keahlian itu.
Dan sekarang pelatihan las sudah jalan, bekerja sama dengan BLK Tanah Bumbu. Harapannya, para narapidana nanti walau raganya masih dapat hukuman, tapi tetap bisa memberikan nafkah buat keluarganya.
"Pelan-pelan saya yakin, narapidana yang kita didik dengan baik, ke luar nanti akan jadi orang sukses. Bahkan kalau perlu di dalam sel sudah sukses," ucapnya dengan mata bersemangat.
Keinginannya itu mendapat penguat dari Kakanwil Kemenkumham Kalsel, Lilik Sujandi, yang berharap usai dilantik agar bekerja dengan semangat dan bertanggung jawab.
"Pada era globalisasi dan modernisasi saat ini sebagai pimpinan harus mampu menghadapi tantangan dan ketidakpastian, karenanya transisi harus dilakukan dengan cepat dan tepat agar organisasi dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya," pungkas Lilik.
Kakanwil juga berpesan agar menjadi pimpinan yang memiliki kebermanfaatan bagi publik, karena pada era sekarang ini, hal itu yang menjadi tolak ukur kesuksesan dari seorang pemimpin. (shd/jb)
Posting Komentar