Foto: ilustrasi |
JURNALBANUA.COM, BATULICIN - Bak seorang detektif, Maryono mencoba membuntuti pikap berisi penuh kelapa sawit. Belasan kilometer kemudian dia kehilangan buruan. Baru ketika detektif Polres Tanah Bumbu turun, sopir misterius dan pikapnya berhasil ditemukan.
Ceritanya begini.
Akhir pekan tadi, Sabtu malam 28 Januari 2023. Maryono memilih memanen kebun sawit di Desa Sidomulyo, Kecamatan Mantewe.
Pikir lelaki bertubuh kuat itu, lebih baik bekerja daripada hura-hura malam Minggu. Toh, malam hari lebih enak, tidak kena sengatan matahari.
Pria asal Desa Sari Mulya Kecamatan Simpang Empat itu, sehari-hari cari duit lewat upah panen. Banyak kebun langganannya. Salah satunya adalah kebun Yatmi di Sidomulyo.
Sama dengan banyak warga di Mantewe, Yatmi yang kerja honor itu juga punya kebun sawit.
Baik kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru, kebun sawit memang jadi primadona. Banyak warga menyulap kebun sayur mereka jadi sawit. Alasannya, perawatan tidak seribet tanaman musiman lainnya.
Itu mengapa, di dua kabupaten bertetangga ini banyak tengkulak sawit bertebaran. Mereka membeli dari kebun warga, lalu menjual ke pabrik besar.
Kembali ke Maryono. Asyik-asyiknya panen dia melihat di kebun Yatmi ada sebuah pikap. Tapi kendaraan itu belum pernah dia lihat sebelumnya.
Rasa penasarannya terbit. Dia mendatangi pikap itu. Terlihat seorang pria asyik memindahkan bonggol sawit ke dalam bak belakang.
Maryono kaget. Karena biasanya dia yang panen kebun itu. Apakah tenaganya tidak dipakai lagi?
Daripada penasaran, dia langsung menelepon Yatmi. Tidak diangkat. Telepon lagi, sama juga. Maryono sepertinya lupa, beberapa orang saat libur memilih jauh dari hape.
Sementara itu si pemanen tak dikenal sudah selesai. Lalu menghidupkan pikap dan ngebut ke luar desa.
Mungkin dahulu Maryono sempat bercita-cita jadi detektif di kepolisian. Dia tambah penasaran. Instingnya bilang: ada yang tidak beres.
Dia ikuti itu pikap. Tapi belasan kilometer kemudian, tepatnya di KM 14 JL Kodeco, pikap itu melesat bak peluru. Maryono hanya kebagian asap knalpotnya.
Maryono kehilangan buruannya di luar desa, di jalan lebar yang mulus. Tapi semua ciri-ciri pikap dan sopir berhasil dia rekam di kepalanya.
Tidak lama kemudian, Yatmi berhasil dihubungi. Benar kecurigaan Maryono. Pemanen tidak dikenal itu bukan suruhan Yatmi. Kuat dugaan pencuri.
Yatmi langsung saja melapor. Ke detektif beneran: polisi. Mapolsek Mantewe.
"Laporan itu langsung kami tindaklanjuti," ujar Kapolres Tanah Bumbu AKBP Tri Hambodo melalui Kasi Humas Iptu Saryanto kepada Jurnal Banua, sore tadi.
Perburuan dipimpin Kapolsek Mantewe Iptu Danang Eko Prasetyo. Dibantu Buser Polres.
Informasi yang dibeber Maryono signifikan membantu pekerjaan polisi. Tidak sampai setengah hari, buruan itu berhasil dibekuk di Desa Sungai Kupang, Kecamatan Kelumpang Hulu, Kabupaten Kotabaru.
Penangkapan itu juga dibantu oleh polisi di Kelumpang Hulu.
Ternyata sopir misterius itu warga Simpang Empat Tanah Bumbu. Inisialnya MJ.
Pikapnya masih berisi sawit. Dia diduga lari ke Kotabaru untuk menjual buah itu ke tengkulak di sana. Total ada 1,3 ton. Kalau diuangkan sekitar Rp3 juta.
Pencurian kelapa sawit memang bukan hal aneh baik di Tanah Bumbu atau Kotabaru. Pelaku biasanya beraksi malam hari. (shd/jb)
Posting Komentar