JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Jika ingin tahuh sifat asli seseorang, berilah dia jabatan. Istilah itu rupanya tidak berlaku untuk anggota DPRD Kotabaru, Robbiansyah alias Robi. Hampir lima tahun jadi pejabat di legislator, suaranya tetap nyaring membela nasib warganya. Kali ini urat lehernya kembali menyembul terkait proyek jalan Tarjun yang gagal, dan jalan Pondok Labu yang tidak kunjung selesai.
"Dua-duanya adalah proyek jalan strategis. Tarjun itu Rp19,5 miliar, kalau yang Pondok Labu itu Rp14,4 miliar. Dan semuanya berada di Kotabaru daratan seberang. Sayang sekali, padahal kita di seberang ini dari dulu hanya itu mintanya: jalan, jalan dan jalan," ujarnya saat dihubungi Jurnal Banua, Selasa 21 November 2023.
Roby mengatakan, beberapa kelompok elemen masyarakat di Kotabaru daratan seberang sudah ramai menghubunginya. Meminta diadakan hearing atau dengar pendapat di DPRD Kotabaru dalam waktu dekat.
Mantan aktivis buruh ini kemudian menjelaskan, para legislatif di DPRD tentu dengan senang hati menerima kedatangan masyarakat, yang ingin duduk bersama. Mencari tahu mengapa sebenarnya beberapa proyek jalan yang justru sangat vital untuk mendongkrak perputaran ekonomi warga malah terhambat.
"Tentu keresahan warga itu masuk akal. Soalnya, dana yang dipakai itu adalah APBD murni Kotabaru. Kalau tidak dibelanjakan, dia akan hangus. Yang rugi kita semua. Munculnya anggaran itu bukan sim salabim, banyak pekerjaan yang harus dikalahkan, karena anggaran kita terbatas. Eh, setelah ada uangnya, malah pekerjaannya batal, atau tidak selesai, wajar warga kecewa," repetnya dengan intonasi berapi-api, khas aktivis.
Terpisah, salah satu tokoh masyarakat Kotabaru daratan seberang, Khairul Sani mengatakan, dirinya dan beberapa teman yang punya keresahan sama, akan segera melayangkan surat ke DPRD Kotabaru, untuk menggelar hearing alias jajak pendapat. Dia mau dalam jajak pendapat itu nanti semua hadir, sehigga ada kejelasan apa yang sebenarnya terjadi.
Menurut Khairul, uang belasan miliar yang gagal dikerjakan itu bukan uang sedikit. Ditambah lagi fakta, warga terpaksa harus menanti lagi satu tahun ke depan baru jalan tersebut akan diperbaiki. "Karena kata dinas terkait sendiri, untuk tahun ini sudah tidak sempat, tidak sampai dua bulan pemerintah sudah tutup buku," ujarnya.
Seperti telah dibertikan media ini, belum lama tadi ramai-ramai warga Kotabaru yang tinggal di daratan Pulau Kalimantan melayangkan rasa kecewanya. Pemicunya adalah batalnya proyek perbaikan ruas jalan dari Serongga menuju Tarjun. Proyek tersebut tendernya dimenangkan PT Andromeda Putra Nusantara asal Bekasi, Jawa Barat di Juni 2023 tadi denga nilai Rp19,5 miliar.
Namun waktu berlalu, kontraktor pemenang tersebut tidak kunjung bekerja. Dan belum lama tadi, setelah melayangkan surat peringatan sebanyak tiga kali, pemerintah akhirnya memutus kontrak dan memasukkan perusahaan tersebut dalam daftar hitam,
Adapun uang muka yang sudah diambil sebesar Rp3,9 miliar akan dicarikan solusinya dengan cara mengambil aset yang dijaminkan kontraktor saat mengambil duit panjar tersebut di Bank Kalsel. Pemerintah daerah sendiri melalui Dinas PUPR Kotabaru telah meminta maaf kepada warga atas kejadian yang menurut mereka, murni kesalahan kontraktor yang tanpa alasan jelas tidak mengerjakan proyek yang telah mereka menangkan melalui tender elektronik di LPSE. (zal/jb)
Posting Komentar