JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Sikap bungkam Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam terkait proyek yang sedang dikerjakan di areal bandara tak ayal mendatangkan kecurigaan dari banyak pihak.
Salah satunya datang dari Koalisi Masyarakat Sipil Kotabaru (KMSK).
Ketua KMSK Muzakir Fachmi kepada Jurnal Banua, Sabtu 18 Mei 2024 mengatakan, tidak adanya papan nama sejak proyek tersebut berjalan sampai sekarang, justru menimbulkan dugaan kuat ada masalah di sana.
"Papan nama untuk proyek pemerintahan itu wajib, ada aturannya. Diwajibkan dengan tujuan agar informasi anggarannya transparan, supaya masyarakat bisa ikut mengawasi dan mengontrol pekerjaannya. Karena yang dipakai itu kan uang negara, yang berasal dari keringat rakyat juga," ujarnya.
Muzakir menceritakan, proyek pengurukan lahan bandara yang dikerjakan sekitar sebulan belakangan ini melibatkan banyak sekali armada dump truk, ditambah beberapa alat berat.
Alat-alat itu bekerja menggali tanah di beberapa titik yang berdekatan dengan rumah warga, lalu diangkut ke bandara sebagai material urukan.
Dari dua fakta lapangan tersebut, ditambah ketiadaan papan nama, menurut Muzakir akan cepat menimbulkan kesan: proyek tersebut didanai dengan anggaran fantastis yang sayangnya justru diduga kuat dikerjakan tanpa mematuhi aturan main.
Mengapa diduga tidak prosedural? Hemat Muzakir, tanah uruk yang diambil kemunkinan besar tidak memiliki izin Galian C. Indikasinya sederhanya, tanah tersebut berlokasi persis di tepi jalan antar desa dan berada di dekat perumahan warga.
"Terus cara menggalinya juga tidak sesuai aturan teknis, rawan kemudian menimbulkan bencana longsor," jelasnya.
Maka lanjutnya, justru menjadi tanda tanya besar kalau sampai sekarang tidak ada satu pun keterangan tentang asal-usul proyek.
Dia pun mendesak Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam segera memberikan keterangan. Proyek tersebut berasal dari mana, berapa anggarannya dan siapa yang mengerjakan.
Beberapa warga yang dimintai tanggapan pun melontarkan keheranan senada. "Itu makanya ada ungkapan proyek siluman kali ya? Tiba-tiba ada, tapi gak tahu dari mana datangnya dan dikerjakan oleh siapa," kekeh Saparudin warga Kotabaru.
Seperti telah diberitakan Jurnal Banua, walau berkali-kali dimintai konfirmasi, pihak Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam belum juga memberikan keterangan.
Humas bandara Sigit kepada wartawan mengatakan, agar menunggu kepulangan Kepala Bandara Agus Herianto yang sedang berada di luar kota.
"Kemungkinan Selasa (21 Mei 2024) beliau ada di kantor. Saya tidak ada kewenangan untuk memberikan keterangan itu," akunya.
Sementara itu, beberapa pekerja proyek di lapangan mengaku kalau anggaran paket mereka lebih dari Rp40 miliar. (zal/jb)
Posting Komentar