Kontraktor Bandara Diperiksa, Soal Tewasnya Pekerja di Gusti Sjamsir Alam Kotabaru

BARANG BUKTI: Alat berat kontraktor PT Noor Jaya Perkasa menjadi salah satu barang bukti atas salah satu pekerja mereka pada pertengahan Mei tadi di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam, Kotabaru | FOTO: ISTIMEWA

JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Pemeriksaan kasus kecelakaan di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam Kotabaru, yang menewaskan pemuda berstatus mahasiswa rupanya berjalan alot. Terakhir, berdasarkan keterangan ahli, polisi melanjutkan pendalaman untuk menentukan tahapan berikutnya.

"Dari keterangan ahli kami masih melakukan pendalaman untuk menentukan tahap selanjutnya," ujar Kasat Reskrim Polres Kotabaru, Iptu Muhammad Taufan Maulana kepada Jurnal Banua belum lama tadi.

Berdasarkan informasi yang diterima wartawan, pemeriksaan tersebut melibatkan banyak pihak. Banyak yang telah dipanggil dan dimintai keterangan, termasuk kontraktor PT Noor Jaya Perkasa dan dinas tenaga kerja di daerah.

Di sisi lain, kejadian tersebut memukul citra bandara yang selama ini dikenal menerapkan protokol kerja zero accident. "Kejadian ini merupakan kejadian fatal, tapi kejelasannya (keterangan kontraktor) waktu itu sudah dikonfirmasi bahwa tidak ada pekerjaan malam.” ujar Kepala Bandar Udara Gutsi Sjamsir Alam, Agus Heryanto saat menggelar jumpa pers, Selasa 28 Mei.

"Terus terang yang bikin malu saya adalah, pembangunan IKN sebesar itu zero accident. Kita cuma segini tapi mengorbankan nyawa," tambahnya.

Ketua LSM Koalisi Masyarakat Sipil Kotabaru (KMSK) Muzakir Fahmi meminta kasus tersebut diusut secara tuntas. Menurutnya harus ada yang bertanggungjawab atas kejadian yang merenggut nyawa seorang pekerja yang masih berstatus sebagai mahasiswa tersebut.

"Diduga pihak kontraktor tidak menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, sebagaimana diatur dalam ketenagakerjaan," tegasnya.

Berdasarkan keterangan dari kepolisian sebelumnya, peristiwa kelam dalam sejarah proyek bandara tersebut terjadi sekitar pukul 19.30 malam, Jumat 24 Mei tadi.

Ketika itu korban sedang memperbaiki buldoser berkelir kuning tipe DB EES, bersama dua orang rekannya. Dan tiba-tiba entah bagaimana korban yang lahir di Petangis 2002 silam tersebut jatuh, dan terlindas buldoser yang sedang bergerak.

Dari saksi mata di lapangan, malam itu seorang pekerja proyek bandara berlari ke arah permukiman warga di Desa Stagen. Pakainnya berlumur tanah lihat, wajahnya ketakutan. Pekerja itu meminta tolong kepada warga, dan mengabarkan rekannya kecelakaan.

Belum hilang rasa kaget warga, seorang pekerja datang lagi dengan sepeda motor. Mereka lalu balik kanan, kemudian membawa korban ke rumah sakit. Tapi malang, tidak lama di IGD korban meninggal dunia.

Hingga sekarang belum ada keterangan dari kontraktor bandara PT Noor Jaya Perkasa atas kejadian tersebut. Direktur perusahaan Muh Amin Abd Waris W --di Kotabaru dikenal dengan sebutan Andi Amin, hingga kini belum memberikan keterangan.

Sekadar diketahui, proyek pelebaran dan perpanjangan runway bandara dikerjakan oleh PT Noor Jaya Perkasa dengan nilai kontrak Rp46,8 miliar. Perusahaan ini awalnya bernama PT Nur Haitamir Jaya yang beralamat di Makasar, Sulawesi Selatan. (zal/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar