Setahun Jual Asinan: Acil Mbe Boyong Brio Hitam ke Parkiran Rumahnya

GEMBIRA: Acil Mbe sembari menggendong anaknya berpose dengan dua orang pelanggannya di Tanah Bumbu, Senin 1 Juli 2024. Terlihat di belakang parkir sebuah city car yang dia beli dari hasil berjualan asinan | FOTO: JURNAL BANUA
Ibu muda itu tersenyum haru. Mobil yang telah lama dia impikan sekarang parkir di depan rumahnya di Desa Angsau, Tanah Laut. Tiga bulan lalu dia memutuskan membeli Brio berkelir hitam, hasil perjuangannya berjualan asinan mangga dari satu kota ke kota lainnya.

JURNALBANUA.COM, BATULICIN - Senin 1 Juli malam, para remaja menyemut di tepi jalan Plajau, sekitar lima kilometer dari pusat kota Simpang Empat, Tanah Bumbu. Sudah lama mereka menantikan kedatangan Acil Mbe dengan asinan mangga bermerk Asinan Dinar.

Mengenakan kaos putih berlengan pendek, ditemani rekan dan anak kecilnya Acil Mbe sibuk mengonfirmasi pesanan para remaja dan ibu-ibu itu. "Pian semalam pesan lima asinan, kan? Ini," ujar Acil yang masih berusia muda itu kepada pelanggannya.

Acil berangkat dari Pelaihari pagi buta. Dia membawa 700 bungkus asinan. Sebenarnya pelanggannya di Tanah Bumbu totalnye memesan lima ratus bungkus. Tapi sudah kebiasannya selalu membawa lebih. Pengalaman bilang, selalu ada pembeli di luar kuota yang membeli karena penasaran atau memang suka asinan.

Kepada Jurnal Banua dia bercerita. Jualan asinan sejak setahun yang lalu. Dalam sebulan Acil bisa menjual sekitar empat ribu bungkus. Sebungkusnya dia mengambi untung sekitar lima ribu rupiah.

"Kalau jualan dari arah Kandangan saya ambil untung lima ribu. Tapi bisa juga lebih, tergantug di mana saya jual, hitung jarak dan bensin," ujarnya.

Dari sana sudah bisa terlihat. Laba bersih Acil dalam sebulan tembus dua puluh juta rupiah.

Capaian itu tentu saja tidak mudah, Acil melalui banyak tahapan dalam hidupnya. Merantau ke sana ke mari bekerja. Semua pengalaman itu lalu membuatnya mudah dalam bergaul.

Acil Mbe dikenal di kalangan temannya sebagai perempuan yang jujur dan pekerja keras. Dia anti memakan hak orang lain. Saat berjualan contohnya dia hati-hati sekali mencatat semua pembelian pelanggannya termasuk rekan-rekannya di Tanah Bumbu.

"Itu uangmu lebihan, jangan sampai aku makan uang haram," ujarnya dengan nada khas wanita tomboy kepada kenalannya di Batulicin yang datang malam-malam memborong dagangannya.

Integritas yang dia jaga tersebut menemukan "momentum"-nya sekitar tahun 2022. Acil viral di sosial media karena video parodi yang dia buat untuk menolong rekannya yang saat itu kesulitan menagih piutang. Terkenallah dia, banyak pengikutnya di sosial media, khususnya di tiktok.

Maka ketika dia memutuskan jualan asinan mangga, hanya dalam minggu pertama dia sudah kebanjiran orderan. "Saya sebenarnya diuntungkan juga karena asinan yang ownernya ada di Kandangan itu sudah viral sebelumnya," ujarnya merendah.

Kini ibu muda itu menikmati kerja kerasnya. Dalam sebulan dia tidak sampai dua pekan berjualan. Rutenya dari Kandangan, naik ke Banjarmasin lalu ke Tanah Bumbu.

Dan akhirnya, tiga bulan lalu Acil Mbe memberanikan diri kredit mobil. Bukan semata ingin bergaya, tapi pesanan yang harus dia antar memang harus menggunakan roda empat.

"Itu mobil pertama saya, pertama bisa menyetir pakai itu. Hasil dari keringat saya sendiri, saya bersyukur kepada Tuhan untuk semua ini," ujarnya pelan.

Elma, ibu muda yang membeli asinannya mengatakan, produk yang dibawa Acil memang beda. Lebih enak dari asinan yang pernah dia beli di tempat lain. "Sudah langganan sejak lama," ujarnya.

Tepat di samping Acil jualan, penulis mengetik kisahnya di warung sate taichan. Dari pengamatan sekilas, karakter Acil memang kuat. Dia memiliki banyak kenalan, perempuan dan laki ramai berbincang dengannya. Seperti itu teman-temannya sejak lama.

Mungkin memang asinan yang dia jual adalah salah satu produk terkenal di Kalsel. Tapi hasil jualan membeludak begitu hanya dalam hitungan bulan juga menjadi penanda potensi besar entrepreneurship Sang Acil. (zal)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar