Dulu Atlet Voli, jadi Kapolres Bikin Kopi Manis, Kok Warga Suka?

DEKAT: Kapolres Tanah Bumbu AKBP Arief Prasetya bekerjasama dengan Lazis ASFA Kalsel memberikan bantuan kepada warga di kegiatan sosialisasi program Kopi Manis yang digelar di Desa Sukamaju, tampak di sebalah kirinya Koordinator Lazis ASFA Kalsel Sudian Noor | FOTO: IST
JURNALBANUA.COM, BATULICIN - Kepemimpinan AKBP Arief Prasetya membawa perubahan signifikan di jajaran kepolisian resort Tanah Bumbu. Salah satunya adalah tampilan polisi yang semakin humanis, berkat program Kopi Manis yang telah digelar eks atlet voli profesional ini di Bumi Bersujd.

"Saya ada dengar kopi manis, ada polisinya. Saya kira itu apa, ternyata kependekan dari polisi keliling humanis," kata Khadijah warga Batulicin, Rabu 4 September tadi.

Desa Sukamamu di Kecamatan Batulicin kemarin menjadi tempat yang ke empat digelarnya sosialisasi program kopi manis. Program ini dicetuskan Arief sebulan belakangan.

"Kami ingin mendekatkan polisi ke masyarakat. Banyak pelayanan yang sekarang dapat diakses warga langsung di tempat, tidak perlu lagi datang ke Polres Tanah Bumbu. Zaman sudah maju begini, sudah tidak zaman hanya melapor kehilangan harus ke kantor, kamilah yang datang ke rumah warga," ujarnya.

Secara umum saat ini pelayanan yang bisa dilakukan dengan cara memanggil polisi adalah pelayana umum, seperti pengaduan, SKCK dan seterusnya. Tapi yang paling digemari warga adalah layanan data kependudukan termasuk kartu identitas anak. Program ini memang bekerjasama dengan Disdukcapil Pemkab Tanah Bumbu.

Dalam tahapan sosialisasi ini, Polres menggandeng banyak pihak. Terakhir, polisi melakukan kerja sama dengan Lazis ASFA Kalimantan Selatan. Sebuah lembaga amil zakat yang intens menyalurkan bantuannya kepada warga yang berhak.

"Kami gembira sekali bisa bekerjasama dengan Kopi Manis. Bukan namanya saya yang manis, tapi pencetus ide dan gagasannya juga manis karena bisa mendatangkan kegembiraan di hati rakyat," kata Koordinator Lazis ASFA Kalsel Sudian Noor.

Menurut Sudian Noor, pelayan humanis terpadu dengan cara mengurangi sekat psikologis warga dan polisi harus dipertahankan. "Karena ketika polisi semakin dekat di hati masyarakat, secara otomatis pelanggaran dan gangguan kamtibmas akan berkurang. Ketika iklim ini kita pelihara, maka dengan sendirinya ekonomi masyarakat dalam artian luas juga akan terus tumbuh. Terima kasih kepada Kapolres yang terus membuat terobosan untuk masyarakat," ujarnya.

Kopi Manis sendiri dari pantaun wartawan sebulan belakangan ini mendapat sambutan positif dari berbagai elemen masyarakat. Mereka berharap program kopi manis segera dapat berjalan optimal terutama untuk warga yang tinggal di perbatasan seperti Desa Tamunih di Kecamatan Mantewe, yang masih terbatas akses signal selulernya.

Belum lama tadi, Arief kepada Jurnal Banua menjelaskan, Kopi Manis lahir dari dua misi: mendekatkan diri dengan masyarakat, kemudian memberikan pelayanan maksimal secara prima. 

"Karena sudah tidak efisien warga berurusan buang waktu dan materi ke kantor polisi. Saya harap nanti program ini terus berkembang. Kita bisa memiliki sarana dan prasarana yang cukup, sehingga dapat maksimal melayani warga secara real time di tiap desa. Dengan teknologi yang sudah sedemikian maju, niat baik ini sangat dapat kita wujudukan bersama-sama," tekannya. (zal)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar