Tak Perlu jadi Komunis untuk "Bershifu" ke China

KOMUNIS: China yang menganut sistem komunis dalam pemerintahannya berhasil menjadi salah satu negara yang mengusasai ilmu pengetahuan dan teknologi | FOTO: SUTARTO HADI
Sutarto Hadi*

Bersama sejumlah dosen dari beberapa perguruan tinggai tergabung dalam Asosiasi Dosen Indonesia, saya berkunjung ke China, tepatnya di kota Beijing dan Hangzhou. Ini bukan kunjungan pertama, karena saya sudah berkunjung beberapa kali sebelumnya.

Dalam bayangan banyak orang, mungkin China dianggap sebagai negara yang sangat represif terhadap warganya, karena ideologi komunis. Anggapan itu mungkin lahir dari informasi yang terbatas tentang negeri tempat legenda Ular Putih dilahirkan ini. Pengetahuan umum kita tentang China terbatas kepada keindahan sastra dan alamnya, yang dibingkai tembok tebal pemerintahan tertutupnya.

Di mata saya, China tidak ubahnya seperti negara-negara lain. Penduduk China sama bebasnya dengan warga dunia lainnya, pergi ke sekolah, ke kampus, bekerja, berdagang dan berusaha, hidup berdampingan secara heterogen.

Saya mendapati antrian panjang orang-orang di pagi hari di depan konter makanan halal. Sedemikian populernya makanan halal di China. Orang-orang sholat Dzuhur berjamaah di masjid. Aman dan bebas. Kami pun bebas ikut sholat berjamaah di masjid. Selesai sholat di masjid, kami bergerak ke tempat lain. 

Sekitar dua jam berlalu ada dosen yangg sadar HP-nya hilang. Dia merasa gadget kesayangan itu tertinggal masjid. Tanpa ada rasa panik, Mas Wisnu yang mengatur perjalanan kami selama di China, kembali ke masjid. Tara: hape yang tertinggal masih ada di tempatnya. 

Tingkat kriminalitas sangat rendah di China. Apa sebab? Saya menduga tingkat kemakmuran warga sudah tinggi. China sudah masuk negara berpenghasilan tinggi. Bandingkan dengan Indonesia yangg pendapatan perkapitanya masuk kategori menengah (bawah). Selain itu, rasanya setiap pergerakan warga terpantau kamera, khususnya di area publik. Jadi, kalau terjadi kejahatan (semisal pencurian), pelakunya mudah dikenali. 

Ideologi komunis adalah ideologi negara, tapi negara tidak melarang warganya memiliki keyakinan agama, dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing. 

Pernah terpikir, bagaimana pemerintah mengelola negara yang besar dengan penduduk lebih 1,5 miliar? Boleh jadi ideologi komunis lebih tepat untuk negara sebesar China. Tapi, dalam praktiknya bagaimana ideologi ini bisa bertahan? Dia ideologi yang hidup menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Dalam praktik ekonomi, mungkin lebih dekat ke ideologi kapitalis. 

Perusahaan-perusahaan teknologi China meraksasa merambah ke seluruh dunia. Mereka berdagang dengan berbagai bangsa di dunia. Memang bakat orang China hebat dalam berbisnis. Mereka maju, makmur, dan sejahtera, karena mereka bekerja keras. Anak-anak mereka terus ditempa di sekolah untuk menguasai ilmu pengetahuan. Karena mereka yang menguasai ilmu pengetahuan hari ini, akan menguasai teknologi di masa depan. Siapa yang menguasai teknologi, akan mendapat keuntungan terbesar dalam perdagangan. Orang China sadar hal itu. Kita tidak perlu iri, tapi tuntutlah ilmu sampai ke China. Anda tidak akan disulap orang jadi komunis hanya karena belajar ke China. (*)

*Penulis adalah Guru Besar Pendidikan Matematika ULM Banjarmasin


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar